KEBIASAAN UNIK ORANG INDONESIA DI MATA DUNIA

2.5 Tahun Tinggal di Rumah Setan (PART 5 Munculnya Sosok Lain…! )



Lukman kembali sehabis mengantar Lala, segera setelah Dia memarkir motornya, Johan dan kedua temannya serta Anjas menyerbu ingin tahu.
“Lala ada ngomong sesuatu Man…” serbu temannya
“Iya…” Ujar Lukman, setelah memarkir motornya dan berbalik menghadap teman-teman nya.
“Waktu Dia ke kamar mandi, ada yang narik rambutnya…” Ujarnya lagi,
“Tuyul ya,,,ada tuyul yang narik rambutnya ya..” Kata salah satu temannya
“Nggak,,,Dia gak bilang itu tuyul….katanya Kuntilanak..” Jawab Lukman, wajahnya pucat. 
Semua lelaki itu terdiam, Anjas kembali memandang rumah itu. Dia tidak menduga bahwa mahluk lain itu tidak mengenal waktu untuk menampakkan dirinya.
Dia hanya tau bahwa mahluk-mahluk seperti itu hanya muncul pada malam hari.
Dia mendengar 2 teman Lukman yang lain berbisik-bisik, sementara Lukman tanpa ragu beranjak hendak masuk kerumah diikuti oleh Johan dibelakangnya.
Anjas yang memang tidak pernah berpikir untuk takut saat ini mengikuti Lukman. Justru dia semakin sedikit tertantang untuk melihat langsung sosok yang baru Dia tau menghuni rumah tua ini.
Begitu Dia memasuki rumah, hawa panas yang khas kembali Dia rasakan. Pantas saja, batinnya, hawa panas dalam rumah ini karena ternyata memang karena ada yang huni, dan tidak hanya satu mahluk.
“Kamu mau pulang Jo…?” Tanya Lukman pada Johan,
“Bentar lagi,,,yang lain kayaknya mungkin mau pulang..” jawabnya, Dia berjalan menuju halaman belakang sambil melihat-lihat.
“Kayaknya kalian perlu sering-sering ngaji disini….” Kata Johan sehabis berkeliling ke bagian belakang rumah.
“Kalo bisa, jangan main kebelakang deh…rumah si “Cewek” di pura pojok itu…” katanya lagi,
Lagi-lagi tengkuk Anjas meremang, 
“si “Cewek” rumahnya disana…?” Tanya Lukman, dijawab anggukan Johan.
Dua teman nya yang lain muncul diruang tengah, “Kami pamit aja kayaknya Man, ..” kata mereka
“Oh Oke,,,tugasnya besok aja lanjut dikampus…” Ujar Lukman sembari mengambilkan tas ransel 2 temannya tersebut.
“ Saya juga mau balik aja…” kata Johan,
Ketiga nya beranjak meninggalkan Anjas diruang tengah, Lukman keluar mengantarkan temannya.
Anjas masih berdiri disana diruang tengah, memandangi ruangan antara kamar mandi dan dapur belakang. Jam di Hp nya sudah menunjukkan pukul 13.55, Dia teringat belum sholat zuhur dan tanpa ragu menuju kamar mandi. 
Sebelum masuk kamar mandi Dia membaca ayat kursi dalam hati.
Setelah kejadian Lala tadi, rasanya kamar mandi itu menjadi lebih suram gelap dan menakutkan. Tapi keadaan yang memaksakan Anjas harus masuk ruangan kecil itu dan tanpa menutup pintu nya Dia mengambil gayuh untuk berwudhu. 
Ada yang bernafas dibelakang tengkuknya, 
“Allahuakbar..” batin Anjas, bulu kuduk dilehernya meremang. Badannya rasanya membesar, tapi Dia berusaha tenang, bagaimanapun juga Dia tidak mau dihantui rasa takut melulu pada rumah ini.
Segera setelah Dia berwudhu, Dia keluar dan meninggalkan apapun yang ada didalam kamar mandi itu.
Sore itu, setelah pulang kuliah Anjas buru-buru kembali kerumah. Tadi Dia ditelpon Ibunya, Neneknya sakit. Dia berniat pulang ke Lombok Timur saja hari itu, toh besok tidak ada jadwal kuliahnya.
Pukul 17.25 dia pamit pada 2 temannya yang lain dan segera pulang ke kampung halamannya.
Keesokan paginya, sepertinya Dia tidak bisa pulang kembali ke Mataram, karena neneknya sakitnya cukup parah sehingga tidak enak untuk meninggalkannya saat ini.
Sms tiba-tiba masuk ke HP nya,rupanya dari Fajri

Fajri “Njas, ente balik kapan…?” 
Anjas “Besok siang” 
Fajri “cepetan dah balik, lukman bapaknya sakit dia lagi dirumah sakit,”
Anjas “OK”
Fajri “Bangke, saya digangguin aja ini..”

Anjas tidak membalasnya. Dia sedikit kasihan pada Fajri, sendirian dirumah besar yang penuh isi seperti itu. Fajri sebenarnya bukan anak yang penakut, hampir sama seperti Dia, tapi kalo diganggu terus-menerus kadang menyebalkan juga. Dia tidak sabar ingin tahu gangguan macam apa yang dialami Fajri.
Tiba-tiba Fajri menelepon 
“Njas, serius mau balik besok..?” Tanya nya
“Iya ni, soalnya gak enak mau pamit sekarang, nenek saya belum bangun ni, gak enak ninggalin..” jawab Anjas.
“Oh gitu,,,oke dah, saya ajakin Fatony aja deh buat nginep…” kata Fajri
“ Mereka gangguin lagi…?” Tanya Anjas
“ iya broh,,barusan ini…sebelum sms kamu. Kaki saya ditarik pas tiduran…kalo gangguan nya masih kayak gitu sih gak apa-apa, asal jangan..” tiba-tiba Fajri terdiam
“Oke bro, ane balik ntr malem deh…bro…bro…?” sahut Anjas, HP tiba-tiba dimatikan
Perasaan nya tidak enak, meninggalkan Fajri sendirian dirumah besar itu mungkin sebuah kesalahan, 
Namun Dia juga tidak mau meninggalkan keluarga nya yang sedang sakit. 
Akhirnya Dia memutuskan untuk kembali ke Mataram sore harinya, dengan kondisi angin dan cuaca yang dingin (karena memang kampung halaman Anjas terletak dikaki gunung rinjani) Dia dengan mantap menuju mataram dengan motor bebeknya.
1,5 jam kemudian Dia sudah masuk dihalaman rumah tua itu. Tapi sepi dan tidak ada penampakan Fajri dan motornya. 
Sudah hampir magrib dan jam menunjukkan pukul 18.15. Begitu membuka pintu yang ternyata tidak terkunci, Dia sama sekali tidak menemukan Fajri atau siapapun didalam. 
“Kamu dimana,saya dah dirumah ne” Anjas mengirim pesan singkat pada Fajri namun hampir 5 menit tidak dibalas juga. Akhirnya Dia memutuskan untuk menelpon nya saja, tuuuuuttt nada dering HP Fajri terdengar, samar-samar ada suara nada dering terdengar dari ruang tengah. Anjas menghampiri dan mendapati HP Fajri tergeletak di tikar ruang tengah.
“Laah…ini HP nya…” batin Anjas, Dia berkeliling rumah itu dan tidak menemukan Fajri dimanapun. 
Hampir 15 menit Dia menunggu sambal menyalakan semua lampu dirumah dan akhirnya mendengar Fajri masuk lewat pintu belakang. 
“Yeee…saya bela2in loh datang hari ini biar kamu ada temen…” Ujar Anjas
“Darimana aja…” Kata Anjas. Fajri hanya diam, Dia berlalu begitu saja melewati Anjas dan masuk kamarnya. Anjas hanya bengong melihat Fajri mengabaikannya. Dia hampir mau menyusul Fajri ke kamarnya diruang depan ketika Dia mendengar ada seseorang yang membuka gerbang yang menderit, Anjas mengintip sedikit dan terkejut, Fajri baru saja masuk ke halaman rumah.
Anjas membeku, Dia mengintip kamar Fajri dan tidak ada siapapun disana. Lalu Fajri yang mana yang Dia lihat barusan, padahal sangat jelas dan nyata ada sosok Fajri barusan masuk dari,,,dari pintu belakang. Akhirnya Dia paham, Fajri yang Dia kenal tidak pernah main-main ke halaman belakang rumah.

Comments